Sebenarnya
ini bukan salah satu bagian tulisan saya yang isinya mau bagi-bagi ilmu
kuliah,hehehehehe, tapi ya begitulah, tulisan ini sebenarnya hanya untuk
sharing pengalaman, bagaimana kita bisa bersyukur di tengah kesusahan kita, dan
bagaimana kita butuh semangat agar tetap bisa bertahan J
Jadi,
setelah sekian lama tidak mengikuti tugas kunjungan Rumah Sakit sebagai legioner,
entah kenapa hari ini saya tergerak karena diajak teman. Akhirnya ikut lagi
kunjungan RS dan tentu saja lahannya masih sama, RS Atma Jaya, Jakarta. (alasan
selama ini tidak ikut sebenarnya malas X|,hehehhehe, jangan ditiru ya...)
Ada
3 orang pasien yang kami kunjungi, 1 orang ibu di bagian VIP, dan 2 bapak-bapak
di kelas biasa. Ternyata si ibu Nunik (nama pasien di bagian VIP), sudah 8x
masuk RS karena penyakit yang sama, radang usus. Tapi entah kenapa di RS Atma
Jaya ini, beliau merasa tenang sekali. Menurut beliau untuk sakit nya kali ini,
dia sudah pasrah, bukan berarti dia tidak melakukan apa-apa, tapi mungkin untuk
kesembuhannya sendiri dia sudah menyerahkannya kepada Tuhan. Ketika dikunjungi
ibu Nunik hanya sendirian. Beliau sendiri bilang kalau memang dia tidak mau ditunggui
oleh anak-anaknya, toh dia masih bisa melakukan semuanya sendiri. Tidak mau
merepotkan anak-anaknya. Dan ketika diajak berdoa,beliau jga ikut berdoa dengan
khusuk. Setelah bedoa pun beliau masih sempat mengucapkan terima kasih. J
Pasien
ke 2 dan ke 3, bapak Tambun dan bapak Elli ini berada dalam ruangan yang sama.
Ruangan ini di isi 6 bed, jadi lumayan berisi. Suasana di dalam sendiri tidak
terlalu kaku. Pasien yang pertama kali kami kunjungi adalah bapak Tambun.
Orangnya kelihatan bersahabat, dan banyak senyum. Ternyata memang benar bapak
Tambun ini orangnya friendly
banget.hahahahha. Beliau ini ternyata dulunya ketua legio. Kesan diterima ini
yang saya suka. Waktu berdoa pun beliau sempat bilang, “doa aja, nggak apa2,
jngan takut, yang penting kan tulus” ,hehhehehe, soalnya awalnya saya agak malu
waktu disuruh pimpin doa, jadinya digantikan temannya saya. Selesai dari situ
kami langsung diarahkan ke bapak Elli, pasien di sebelahnya sama pak Tambun
tadi. Berhubungun bednya dekat-dekatan jadi ya begitulah. Memang ruangan ini isinya bapak-bapak semua,
jadi ya rame juga.
Bapak
Elli, pasien ke 3 ini, sudah lumayan berumur, dan menderita penyakit gagal
ginjal dan harus dicuci darah, makanya harus menggunakan tabung oksigen.
Awalnya sih waktu ngobrol agak kaku, tapi ternyata bapak Elli ini orangnya
sendiri juga tidak termasuk bapak-bapak yang kaku. Lumayan banyak cerita.
Setelah bertanya asal kami bertigadari mana, langsung didoakan gitu supaya
lulus cepat biar bisa jadi dr yang baik. Diamini juga sama bapak Tambun n bapak
di sebelahnya. Sepertinya bapak Elli ini sempat putus asa, soalnya bapak-bapak
dalam ruangan itu kayak selalu menyemangati bapak Elli ini. Beliau sendiri
kelihatannya senang, dan memang mengaku jadi lebih semangat. Ketika berdoa pun
dia mengamini setiap syukur yang saya ucapkan, termasuk syukur akan teman-teman
yang baik, yang selalu menyemangati dia. Juga tidak lupa, beliau sendiri
memiliki kesan bagus tentang pelayanan RS. Katanya, beliau senang karena
diperhatikan oleh suster2nya. Senang dan bersyukur deh bisa dirawat di sana
kata pak Elli. Selain itu teman-teman disekitarnya juga sangat mendukung.
Menarik, ketika kami berdoa, ruangan yang semula cukup ribut, mendadak jadi
tenang. Rupanya kami diberi kesempatan untuk mendoakan Pak Elli, meskipun
sebenarnya Cuma pak Elli dan pak Tambun, pasien Katolik yang ada di ruangan
itu. Terima kasih untuk bapak-bapak tadi J
Apa
yang berkesan dari kunjungan kali ini? Tentu saja pelajarannya:
1. Benar benar saya sadar
bahwa kuasa Tuhan itu ada dan bekerja melalui orang-orang sekitar kita. Banyak kebaikan
yang kita alami sebenarnya jika saja kita mau sedikit saja memberi waktu untuk
diri kita merefleksikan apa saja yang kita punya dan dapat setiap hari, tanpa
memikirkan apa yang tetambil atau sakit yang kita alami.
2. Doa itu obat yang sangat
mujarab ketika hati sedang gundah. Coba saja, jalin komunikasi dengan Tuhan
lewat doa yang tulus dan khusuk J
3. Jangan pernah putus asa,
dan tetap semangat. Dan tentu saja, jangan lupa menyemangati orang lain juga.
Senyuman kita, kata-kata penyemangat dari kita, semua itu bisa memberi orang
lain kebahagiaan, niscaya bisa membantu orang lain yang mungkin sedang putus asa agar tetap bertahan.
4. Syukurilah apa yang ada. Karena
sebenarnya dengan kita bisa bersyukur saja, itu sudah bisa mengurangi sedikit
sakit yang kita rasakan, jadi lebih ikhlas bukan?? Stress berkurang.. J
Komentar
Posting Komentar